pandangan dalam keramaian
Suasana ramai
begitu menyelimuti diri ini, musik berdentik, anak kecil berteriak, suara
mainan yang begitu bising, aku sendiri duduk di tempat aku makan, aku kangen
dengan semua isi yang menyenangkan hati, aku rindu dengan semua yang aku
rasakan dulu, bercanda dalam setiap nafas, aku merasakan keindahan dalam setiap
langkah, tawaku tak pernah aku tahan saat bersama orang yang paling aku sayang,
seakan aku dalam riuh kedamaian, aku tak pernah merasakana adanya beban dalam
hidup, aku lihat semua orang pun kini merasakan apa yang aku rasakan dulu,
mereka bercanda bersama teman – teman mereka, makan bersama orang – orang yang
mereka sayang, tertawa mesra, malu – malu saat saling bertatapan, aku rindu
semua itu, seperti mereka yang sekarang sedang aku lihat.
Saat itu aku tak
merasakan sedikitpun rasa sepi, aku tak meraasakan sedikitpun penyesalan, tapi
ternyata aku salah, sekarang saja aada orang yang kulihat sama, dia seperti
sedang kesal, dia adalah salah satu pelayan ditempat aku makan, kayannya rasa
cape yang menggebu dalam dirinya seiring dengan keringat yang ia keluarkan,
begitulah amarah kesalnya yang ia lampiaskan terhadap barang yang ada di
sekitarnya, terkadang aku juga seperti dia yang merasa kesal saat aku mulai
merasa lelah dengan suasana yang telah aku lalui dan dengan kegiatan yang aku
lakukan, tapi disisi lain aku melihat pelayan yang begitu ramah tamah,
tersenyum saat berpapasan, tersenyum saat melayani dan menyiapkan makanan, disinilah
aku menemukan kesabaran lewat dirinya, sesibuk apapun dan selelah apapun kita
sebagai manusia hanya bisa bersabar, dan merasakan semuanya hanya untuk
beribadah kepada Tuhan. Rasanya tak pantas bila kita menganggap pekerjaan yang
kita lakukan itu adalah sebuah ujian, tetapi kita anggap pekerjaan yang sedang
dihadapi adalah salah satu jalan yang harus kita tempuh untuk menuju keridhoan
Tuhan.
Dari kedua orang
atau pelayan yang aku amati, keduanya memberikan dampak yang berbeda, pelayan
yang melampiaskan rasa lelahnya dengan marah – marah hanya akan berujung dengan
jurang yang akan membawa kita pada suasana yang tak menyenangkan, dan ternyata
atas wajah yang ia tampakkan banyak orang / pelanggan yang merasa tidak enak
bahkan tidak mau melihat wajahnya bagi mereka wajah seperti itu seakan
menghilangkan rasa nafsu makan mereka,dan pada akhirnya i dimarahi oleh
atasannya karena dia telah bersikap tidak menyenangkan. Sedang pelayan yang
terus tersenyum membawa kedamaian terhadap para pelanggan yang sedang makan,
rasanya suasanannya menyenangkan bahkan nafsu makan pun ikut naik, dan ternyata
nikmat makan dalam suasana yang ramah tamah, hingga ia mendapatkan pujian dari
banyak orang dan dia mendapatkan pahala akan senyum yang ia tebarkan.
Maka dari itu
aku kini harus bangkit dari keterpurukan, sesakit apapun yang kurasakan,
sesulit apapun cobaan yang menerkam, setajam apapun kehidupan, hadapilah
semuanya dengan rasa tenang dan menyenangkan, hingga kita menemukan nikmatnya
rasa iman, bahkan kita akan menemukan titik cahaya yang mendekati keridhoan
Tuhan.
By: AJRI FAUJIAH
Komentar
Posting Komentar